<h3> <img src="/assets/CKImages/images/keluarga-berencana-macrofag(1).jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 100px; height: 100px;" /><span style="color: rgb(128, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><strong><u>Peningkatan Kualitas Penduduk Di Wilayah Miskin Perkotaan</u></strong></span></span></h3> <p> Tingkat kelahiran bayi di pemukiman miskin atau kumuh perkotaan tergolong sangat tinggi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini lebih proaktif menggarap daerah tersebut. Vasektomi lewat operasi minor gratis menjadi salah satu pintu masuk dalam menekan angka pertumbuhan anak di keluarga miskin kota. Investasi penduduk berkualitas menjadi pertaruhan.</p> <p> Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dewasa ini jumlah anak pada rumah tangga miskin berkisar 3-6 jiwa. Umumnya, kualitas pendidikan anak-anak mereka rendah. Data itu juga menunjukkan, jumlah penduduk miskin perkotaan di Indonesia dewasa ini mencapai 29,98 persen atau lebih dari 10,95 juta jiwa.</p> <p> Pelayanan KB menjadi penting karena di daerah miskin atau kumuh perkotaan, masyarakatnya menjadikan jumlah anak sebagai investasi keluarga. Karenanya BKKBN sebagai lembaga yan bertanggungjawab dalam program pembangunan ketahanan keluarga merasa perlu menebar pelayanan KB dan penguatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat di wilayah tersebut.</p> <p> Dalam upaya itu, sejak tujuh tahun lalu BKKBN mulai gencar menggalakan pelayanan vasektomi lewat operasi minor gratis. Pelayanan dibuka di berbagai kota di Indonesia, di antaranya melalui pelayanan mobile dengan mengandalkan mobil unit pelayanan (muyan) KB.</p> <p> Jakarta, Boor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) menjadi wilayah pertama di Indonesia yang melakukan pelayanan vasektomi model ini, ditandai adanya kegiatan pelayanan oleh unit pelayanan KB mobile BKKBN bersama Dinas Kesehatan setempat selama enam pekan.</p> <p> Ketika itu di 2011, selama enam pekan itu, pelayanan vasektomi gratis di 18 kecamatan di perbatasan kota Jakarta dan dua provinsi, yaitu Banten dan Jawa Barat, digelar dengan mengerahkan delapan muyan KB. Setiap unit kendaraan dilengkapi dua dokter. BKKBN menaretkan 900 akseptor atau sedikitnya didapat 50 akseptor di tiap kecamatan.</p> <p> Sesungguhnya program KB untuk lelaki sudah dijalankan secara nasional jauh sebelum itu. Namun, intervensi secara masif di wilayan miskin perkotaan meman belumlah lama dilakukan BKKBN. Dalam kegiatannya, muyan KB di desain menyerupai ruangan operasi minor dan di parkir di lokasi-lokasi strategis di setiap kecamatan tujuan, seperti halaman parkir kantor kecamatan. Mobil KB bergerak dari satu kecamatan ke kecamatan lain di setiap Sabtu-Minggu.</p> <p> Menurut Direktur Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus BKKBN, dibutuhkan biaya sekitar Rp 550 ribu untuk satu kali operasi vasektomi. Pelaksanaan vasektomi butuh waktu 10-15 menit karena hanya berupa operasi kecil ibarat sunat.</p> <p> Mengapa BKKBN mengerahkan mobil unit pelayanan KB keliling di wilayah miskin perkotaan> Itu karena calon peserta vasektomi rata-rata berasal dari pasangan usia subur yang sibuk bekerja dan berada di kelompok ekonomi menengah ke bawah.</p> <p> Tidak semua laki-laki yang ingin vasektomi dilayani. Ada syarat, akseptor vasektomi atau biasa juga disebut peserta KB pria atau peserta kontrasepsi mantap (kontap), beserdia secara sukarela dan sudah memutuskan bersama istri untuk tidak memiliki keinginan mempunyai anak lagi.</p> <p> BKKBN berharap kegiatan penggarapan KB di wilayah kumuh atau miskin perkotaan bisa menjadi 'kendaraan' dalam melakukan percepatan penurunan unmet-need KB di Indonesia yang mencapai 9,1 persen dari total peserta KB.</p> <p> <span style="font-size: 10px;"><em><strong>admin bidang dalduk</strong></em></span></p>
PENINGKATAN KUALITAS PENDUDUK
24 Jul 2018