<h3> <img src="/assets/CKImages/images/banner_dan_poster_dkp_by_gonggoman(1).jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 100px; height: 100px;" /><span style="color: rgb(75, 0, 130);"><strong><span style="font-size: 14px;"><u>DEKLARASI KAMPUNG KB, HARAPAN BARU INDONESIA</u></span></strong></span></h3> <p> <span style="font-size: 10px;">Sumber : Surya Chandra Surapaty</span></p> <p> Deklarasi kampung KB yan dicanangkan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo membawa harapan baru terhadap Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pada khususnya dan pembangunan Indonesia pada umumnya.</p> <p> Kampung KB menjadi harapan baru karena Kampung KB ini diinstruksikan langsung oleh Presiden Jokowi kepada BKKBN terkait dengan kegiatan/program yang dapat memperkuat upaya pencapaian target/sasaran Pembangunan Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana 2015-2019. Kampungg KB dapat menjadi ikon BKKBN serta dapat secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia di seluruh tingkatan wilayah.</p> <p> Harapan baru karena Kampun KB sesuai dengan tujuannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tinkat kampung atau yang setara melalui Program KKBPK serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Walaupun pembentukan Kampung KB diamanatkan kepada BKKBN, Kampung KB merupakan perwujudan dari senergitas antara beberapa kementerian  terkait dari pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, mitra kerja , dan pemangku kepentingan, serta tidak ketinggalan partisipasi langsung masyarakat setempat.</p> <p> Apalah arti sebuah nama, kata William Shakespeare, begitulah makna Kampung KB. Bergulirnya Kampung KB di permukaan media mendapat banyak tanggapan, baik yang mendukung maupun yang meragukan. Secara epistemologis, kampun bermakna sebagai tempat hunian sekumpulan orang atau keluarga yang menjadi cikal bakal terbentuknya desa.</p> <p> Karena itu, Kampung KB didefinisikan sebagai satuan wilayah setingkat Rukun Warga (RW), dusun, atau setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan Program KKBPK dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Dalam kondisi itu, tidak ada pengertian untuk membawa kampung dengan pemahaman tersendiri. Semuanya harus tetap pada pengertian "Kampung Keluarga Berencana".</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Pelaksanaan kegiatan di Kampung KB meliputi: </span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">1. kependudukan</span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">2. keluarga berencana dan kesehatan reproduksi</span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">3. ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga (pembangunan keluarga)</span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">4. kegiatan lintas sektor seperti pemukiman, sosial ekonomi, kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak - disesuaikan dengan kebutuhan wilayah Kampung KB.</span></p> <p> Dengan demikian, istilah "KB" pada Kampung KB tidak hanya identik dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi saja, tetapi luas lagi yaitu semua sektor yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.</p> <p> Walaupun demikian, peningkatan penggunaan alat kontrasepsi tidak bisa kita pandang sebelah mata. Seperti kita ketahui, hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa pengetahuan tentang alat kontrasepsi di Indonesia sudah tinggi, yaitu 98,3%, tetapi tingginya pengetahuan ini tidak diikuti dengan penggunaan kontrasepsi.</p> <p> Penggunaan kontrasepsi seluruh metode hanya 61,9% (metode modern 57,9%) saja. Ini dapat menjadi indikator bahwa pasangan usia subur (PUS) yang mengetahui tentang kontrasepsi belum tentu setuju dengan kontrasepsi karena berbagai alasan yang dapat kita kaji lebih dalam melalui program Kampung KB ini.</p> <p> Pada prinsipnya, penggunaan kontrasepsi bukan hanya sekadar membatasi jumlah kelahiran dalam sebuah keluarga tetapi kontrasepsi punya manfaat yang jauh lebih luas. Kontrasepsi pada PUS yang baru menikah dapat digunakan sebagai alat untuk menunda kehamilan. Misalnya, sepasang suami istri yan merasa masih memerlukan kesiapan fisik dan mental untuk memiliki buah hati dapat menggunakan alat kontrasepsi. Kesiapan fisik dan mental orang tua sangat diperlukan dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak.</p> <p> Bagi PUS yang telah memiliki satu anak, kontrasepsi digunakan untuk memberi jarak dengan kelahiran berikutnya. Hal ini selain agar anak pertama yang dilahirkan akan mendapat gizi yang cukup karena tidak adanya dua balita dalam satu keluarga, juga untuk menjaga kesehatan ibu agar fisik ibu yang baru melahirkan dapat pulih terlebih dahulu.</p> <p> Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup, disebabkan terlalu rapatnya jarak kelahiran. Bagi PUS yang sudah merasa cukup memiliki anak, juga harus menggunakan kontrasepsi. Usia ibu yang bertambah, terutama diatas 35 tahun, adalah juga faktor risiko kematian ibu dan bayi serta menyebabkan tingginya angka kecacatan pada bayi yang dilahirkan karena kemampuan fisik ibu untuk memberikan nutrisi yang baik kepada janin sudah menurun.</p> <p> Angka unmet need (kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi) yang masih tinggi pada SDKI 2012 yaitu 11,4%, jelas menunjukkan bahwa kontrasepsi masih sangat dibutuhkan di masyarakat.</p> <p> Keberhasilan Proggram KB di masa lalu disebabkan adanya kesatuan perintah sebagai wujud dari komitmen nasional. Pada saat itu, setiap wilayah wajib mengelola Program KB Nasional tersebut, bahkan dijadikan salah satu kriteria sukses bagi kepala daerah sehingga Program KB menjadi intergal dalam program pembangunan sektor dan wilayah.</p> <p> <span style="font-size: 10px;"><em><strong>admin bidang dalduk</strong></em></span></p>
DEKLARASI KAMPUNG KB
09 Jul 2018