MENYESUAIKAN DIRI PADA PERUBAHAN TUBUH

<h3> <img src="/assets/CKImages/images/3143e748222e792167d8c65d4d454514--coconut-oil-cervical-cancer(1).jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 100px; height: 100px;" />Menyesuaikan diri pada perubahan tubuh</h3> Remaja untuk sementara munkin sibuk dengan upaya menyesuaikan diri pada citra tubuh. Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam didepan cermin untuk mengamati kemunculan tanda-tanda fisik. Karena citra yang diharapkan masyarakat kerap berbeda secara dramatis dari yang disajikan cermin, maka harga diri kaum muda sering terluka. Kaum muda menginginkan rambut berbeda, ciri wajah berbeda, bentuk tubuh berbeda, tinggi berbeda. Tetapi terlalu jauh berbeda dari yang ideal mungkin akan ikut memberi sumbangan terhadap depresi yang demikian umum dialami kaum remaja. Walaupun demikian, pada saat mereka mencapai usia delapan belas atau sembilan belas, kaum muda lebih realistik dalam hubungannya dengan citra tubuh dan menyadari bahwa mereka terhenti pada apa yang telah mereka peroleh. Mereka mungkin mengatakan kepada diri mereka, "saya mungkin bukan gadis tercanti, tapi senyumku kan hebring"; atau "Aku mungkin tidak selangsing peragawati, tetapi rambutku yahud." Demikian juga remaja putra. Mereka mulai menilai diri mereka secara realistik. Misalnya, mereka mungkin merasa otot mereka dapat menimpali kurangnya tinggi tubuh atau bahwa rasa humor mereka menutupi kenyataan bahwa mereka kurus. Tetapi sebelum mereka menerima diri mereka, remaja belasan rentan terhadap kritik yang berkaitan dengan citra tubuh dan karena hal itu bisa menderita rendah diri. Perubahan fisik lebih jauh lagi menstimulasi hasrat remaja belasan untuk mempelajari perilaku sosial serta peran baru. Mereka mungkin tidak merasa dewasa, tetapi mereka pasti merasa tidak lagi terlalu kanak-kanak, lalu mencari jalan untuk mengungkapkan perasaan itu lewat tindakan. admin bidang dalduk