<h3> <img src="/assets/CKImages/images/banner_dan_poster_dkp_by_gonggoman.jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 150px; height: 133px;" /><span style="font-size: 14px;"><strong><u>HIV bersamaan dengan infeksi lain</u></strong></span></h3> <p> <strong>Apakah hepatitis C dapat tertular pada bayi?</strong></p> <p> Bila kita terinfeksi dengan virus hepatitis C (HCV) bersama infeksi HIV - infeksi ini mungkin diketahui melalui skrining waktu hamil - resiko penularan HCV dari ibu ke bayi dapat setinggi 15%. Mengobati HIV-nya akan mengurangi resiko penularan HCV.</p> <p> Beberapa dokter mengusulkan persalinan dengan bedah sesar untuk perempuan yang terinfeksi HIV dan HCV bersama. Namun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa bedah sesar mengurangi resiko pada ibu atau bayi.</p> <p> <strong>Bagaimana dengan hepatitis B?</strong></p> <p> Perempuan dengan virus hepatitis B (HBV) yang aktif kemungkinan besar (90%) akan menularinya pada bayi. Namun penularan dapat dicegah bila bayi langsung divaksinasi terhadap HBV setelah terlahir. Ternofovir dan 3TC mempunyai khasiat terhadap HBV.</p> <p> <strong>HIV bersamaan dengan TB</strong></p> <p> Penting TB aktif diobati bila terjadi saat hamil. Koinfeksi HIV dan TB meningkatkan resiko penularan HIV dan TB dari ibu ke bayi, baik dalam kandungan maupun saat melahirkan. Sama seperti HIV, resiko TB pada ibu hamil dan bayinya jauh lebih tinggi daripada penobatan atau profilaksis terhadapnya.</p> <p> Kebanyakan obat TB lini pertama aman dipakai oleh ibu hamil. Streptomisin (obat suntikan yang agak jarang dipakai dalam rejimen TB lini pertama) diusulkan agar tidak dipakai waktu hamil karena dapat menyebabkan ketulian permanen pada bayi.</p> <p> <span style="font-size: 10px;"><strong><em>admin bidang dalduk</em></strong></span></p>
HIV DAN INFEKSI LAIN
05 Jul 2018