<h3> <img src="/assets/CKImages/images/images (3)(3).jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 100px; height: 100px;" /><strong><u><span style="font-size: 14px;">Menyusui : Resiko dan Pilihan</span></u></strong></h3> <p> Resiko penularan HIV dari ibu ke bayi melalui menyusui cukup tinggi. Resiko ini dapat dihindari dengan memakai pengganti ASI (PASI), yang sering disebut sebagai formula atau susu kalen. Namun pilihan untuk memakai PASI tidak mudah.</p> <p> ASI mengandun semua unsur yang dibutuhkan oleh bayi pada awal kehidupan. Bila ternyata bayi terinfeksi HIV, menyusui akan melindunginya dari banyak infeksi lain dan gizi buruk. Namun, biasanya status HIV bayi baru dapat dipastikan setelah 18 bulan. Jadi keputusan untuk menyusui atau tidak harus diambil tanpa mengetahui status HIV bayi.</p> <p> Sebaliknya, PASI berisiko pada bayi bila tidak diberikan dengan jumlah yang cukup atau bila dibuat dengan air yang tidak bersih. Jelas biayanya lebih mahal. Resiko penularan HIV juga lebih tinggi bila PASI diberikan bersamaan dengan ASI.</p> <p> Tambahan bila ibu tidak menyusui sedikitnya pada beberapa bulan pertama, pertanyaan dapat muncul di antara tetangga atau komunitas setempat dengan kecurigaan bahwa mugkin hal ini disebabkan karena ibu terinfeksi HIV.</p> <p> Resiko penularan pada bayi paling tinggi bila kadang diberi ASI, tetapi juga kadang diberi PASI (yang disebut makanan campuran). Oleh karena itu, ibu ditegaskan untuk memberi ASI eksklusif atau tidak diberi ASI sama sekali. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah bayi tidak diberi makanan atau minuman apapun termasuk air, hanya ASI saja.</p> <p> Oleh karena semua masalah di atas, pedoman yang berlaku di Indonesia saat ini mengusulkan agar bayi diberi ASI eksklusif dari awal dan untuk enam bulan pertama, kecuali dia dapat diberi PASI secara aman, dapat diterima, terjangkau, terjamin berkesinambungan dan keluarga mampu membelinya. Bila diputuskan untuk memberi ASI, dia harus segera disapih selama enam bulan. Setelah disapih, anak seharusnya hanya diberikan PASI, tidak campuran ASI dan PASI.</p> <p> Pilihan mengenai makanan untuk bayi harus berlaku dari saat lahir, kalau diputuskan untuk memberi ASI eksklusif, bayi harus segera diberikan pada ibu setelah lahir agar dapat langsung disusui. Bayi tidak boleh diberikan makanan lain oleh perawat atau bidan. Oleh karena itu, jelas ibu bersama pasangan harus mengambil keputusan mengenai hal ini sebelum melahirkan, dan memastikan petugas layanan kesehatan juga diberu tahu.</p> <p> <span style="font-size: 10px;"><em><strong>admin bidang dalduk </strong></em></span></p>
MENYUSUI
03 Jul 2018