<h3> <img src="/assets/CKImages/images/IMG_20170609_095817.jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 300px; height: 350px;" /><span style="color: rgb(0, 0, 205);">STRATEGI MASYARAKAT MENANGKAP PELUANG DAN POTENSI DAERAH DI KABUPATEN BADUNG</span></h3> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);"><span style="font-size: 10px;"><em><strong>Putu Arsa Putra</strong></em></span></span></p> <p> <span style="font-size: 10px;">(Admin DP2KBP3A Kab. Badung)</span></p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><u>Daerah wisata.</u></span></strong></p> <p style="text-align: justify;"> Bali dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang tidak hanya di indonesia saja, bahkan dunia telah mengakui bahwasannya Bali menjadi tujuan wisata dunia yang selalu meraih predikat "Utama" dimata para wisatawan untuk dikunjungi. Kondisi ini memberikan pandangan  bahwa masyarakat Bali pastilah banyak bergelimang dolar atas membanjirnya wisatawan dari berbagai negara di dunia yang datang berkunjung ke Bali. Lalu Bagaimana dampaknya dengan masyarakat Bali? sudahkah masyarakatnya kecipratan gemerincing dolar? atau hanya sekedar dilewati sebagai tontonan mereka para wisatawan itu? atau barangkali kita yang tertinggal karena gerak kita<span style="color: rgb(255, 0, 0);"> (orang Bali)</span> yang lamban dan tidak mampu mengejar kemajuan dan potensi daerah kita? Hal ini tentu berpulang pada diri kita masing-masing. Dalam hal ini, kita tentu tidak akan mau selamanya menerima kondisi ini, dan karenanya pemerintah Kabupaten Badung selalu melakukan terobosan-terobosan dengan program kerjanya yang berpihak pada masyarakat, termasuk salah satunya memberdayakan masyarakat sepenuhnya serta mengembangkan potensi daerah setempat. Banyak pengamat pariwisata mengatakan bahwa masyarakat Bali sejatinya belum  sepenuhnya menikmati hasil dari pesatnya kemajuan pariwisata di Bali. Benarkah demikian? (perlu kajian dan survey). Pendapat beberapa pengamat tersebut perlu menjadikan satu perhatian dan layak untuk dipertimbangkan sebagai acuan dalam melakukan terobosan-terobosan baru demi kesejahteraan masyarakat. Kalau memang benar demikian adanya pemerintah perlu mengembangkan inisiatif dan menciptakan inovasi dalam pengelolaan kebijakan agar  masyarakat benar-benar dapat merasakan hasil dari perkembangan kepariwisataan di Bali.</p> <p style="text-align: justify;"> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Khusus Kabupaten Badung</span>.</strong></p> <p style="text-align: justify;"> Lalu bagaimana dengan Badung?</p> <p style="text-align: justify;"> Seperti diketahui Kabupaten Badung merupakan barometer kepariwisataan Bali. Sesunguhnya Kabupaten Badung menjadi salah satu Daerah yang paling beruntung di Bali, dengan pariwisatanya daerah ini menjadikannya selangkah lebih maju dan mapan di bandingkan daerah lainnya dalam hal fiskal, yang mana pariwisata membuat<span style="color: rgb(255, 0, 0);"> PAD Badung</span> mencukupi untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya, walaupun sampai saat ini masyarakat Badung belum sepenuhnya secara langsung menikmati hasil dari kepariwisataan tersebut. Masyarakat hanya kecipratan dolar melalui pemerintah didalam APBD Pemda yng kemudian digulirkan ke masyarakat dalam bentuk bantuan atau hibah. Artinya masyarakat menikamati hasil dari pariwisata secara tidak langsung, hal ini disebabkan masyarakat belum dilibatkan dan dimanfaatkan secara maksimal di bidang pariwisata, dapat kita lihat dimana masyarakat dan daerah tempat tinggalnya hanya dijadikan obyek semata dan sering dijadikan tontonan untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Disisi lain masyarakat tidak berdaya bersaing memanfaatkan peluang dan potensi daerahnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas masyarakat setempat. Kondisi ini disebabkan oleh banyaknya kaum pendatang berebut peluang dan semakin merajalelanya pebisnis-pebisnis luar Bali yang secara material jauh lebih siap membangun dan mendirikan Hotel dan Restoran, bahkan peluang pasar (ekonomi mikro) direbut dengan mendirikan sejenis minimarket sampai ke pelosok desa. Minimarket tersebut kalau dilihat secara cermat pengelolaan dan manajemennya tidak jauh berbeda dengan supermarket (yang menurut peraturan tidak diijinkan dibuka di daerah tingkat kecamatan). Hal ini semakin memperparah tekanan terhadap masyarakat yang memiliki modal kecil di dalam persaingan merebut pasar <span style="color: rgb(128, 0, 0);">(ekonomi mikro).</span></p> <p style="text-align: justify;"> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Berdayakan dan Kelola Masyarakat.</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"> Bila diperhatikan wilayah Bali, khususnya Kabupaten Badung hampir seluruh wilayahnya memiliki daya tarik wisata dan obyek wisatanya relatif berdekatan sehingga tidak ada pembatas satu wilayah dengan yang lainnya (antara <em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">tourism zone</span></em> dan <em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">non tourism zone</span></em>), artinya seluruh wilayah di Kabupaten Badung dapat dikatakan sebagai wilayah wisata <span style="color: rgb(178, 34, 34);">(DTW).</span> Dengan demikian, pemerintah perlu membuat program pemberdayaan dan pengelolaan masyarakat di daerah sekitar obyek wisata dalam upaya turut melibatkan masyarakat secara langsung di dalam kepariwisataan selain peluang kerja lainnya (seperti; meningkatkan kualitas petani, peternak, home industri dan lainnya, dengan memberikan pembinaan dan penyuluhan berkaitan dengan kerjanya). Bagaimana caranya  masyarakat menangkap peluang dan potensi wisata daerahnya?, dalam hal ini masyarakat perlu mendapatkan pendampingan dan bekerjasama dengan pemerintah agar dalam pengelolaan bisa lebih profesional dan tidak berbenturan dengan program dan peraturan yang ada di pemerintahan.</p> <p style="text-align: justify;"> Sebagian besar obyek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Badung belum dimanfaatkan sebagai suatu potensi  yang dapat dijadikan peluang kerja ataupun suatu usaha oleh masyarakat sekitarnya. Kebanyakan dari mereka seperti bingung dan gagap akan daerahnya yang secara tiba-tiba telah berubah menjadi daerah yang berkembang sebagai obyek wisata serta dikepung oleh banyaknya investor sebagai pemilik lahan dan pendiri akomodasi baru. Oleh karena adanya perubahan tersebut, mau tidak mau masyarakat harus mampu menciptakan inovasi dan berinisiatif melakukan langkah-langkah antisipatif agar masyarakat tidak ketinggalan serta dipaksa menjadi penonton saja, sedangkan orang lain <span style="color: rgb(178, 34, 34);">(investor)</span> asyik menikmati gemerincing dolar masuk kepundi-pundi mereka. Kondisi ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai peluang dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Ada beberapa strategi yang perlu dilakukan dalam upaya menangkap peluang yang ada tersebut, diantaranya;</p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(128, 0, 128);">a. Keikutsertaan masyarakat (Desa Adat) dalam pengelolaan obyek wisata.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(128, 0, 128);">b. Membuka dan memberikan kesempatan kepada masyarakat  berusaha disekitar obyek wisata.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(128, 0, 128);">c. Menata, memelihara, menjaga dan mengawasi areal kawasan wisata, masyarakat sekitarnya perlu dilibatkan.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(128, 0, 128);">d. Merangkul dan membina kalangan remaja untuk ikut dalam pengelolaan kawasan.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(128, 0, 128);">e. Menggali potensi daerah yang bisa ditawarkan sebagai daya tarik wisata (Seni, alamnya, Camilan khas rumahan /home industri, dan sebagainya)</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(128, 0, 128);">e. Memberikan pelatihan keterampilan kepada kalangan remaja dalam hal kemampuan berkomunikasi (bahasa Inggris, jepang, jerman dll. )   serta yang       paling penting adalah meningkatkan pengetahuan akan Seni, Budaya, Tradisi dan Agama (dalam hal ini Hindu).</span></p> <p style="text-align: justify;"> Beberapa langkah sederhana diatas, paling tidak dapat  memberikan sedikit manfaat dalam hal peningkatan kemampuan, pemahaman dan pengetahuan yang bisa digunakan untuk ikut bersaing merebut peluang dan kesempatan kerja, khususnya disekitar kawasan wisata yang merupakan potensi daerah tempat tingggal mereka. Dengan demikian, masyarakat tidak menjadi penonton dirumahnya sendiri namun ikut bergerak menangkap peluang dan memanfaatkan potensi daerahnya. Artinya masyarakat lokal tidak terdesak tanpa bergerak oleh pendatang dan pemodal besar dari luar daerah.</p> <p style="text-align: justify;"> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Kawasan wisata & kesempatan kerja.</span></strong></p> <p style="text-align: justify;"> Memberdayakan dan mengelolan masyarakat disekitar kawasan wisata perlu dilakukan dalam upaya meraih kesempatan memanfaatkan peluang dan potensi daerahnya; <span style="color: rgb(128, 0, 0);">sebagai contoh masyarakat (khususnya kalangan remaja yang masuk dalam kategori usia produktif) dapat diberdayakan dengan mengantar tamu yang berkunjung ke obyek wisata daerah bersangkutan (sering disebut dalam dunia pariwisata dengan istilah Guide Lokal), dan guide dari tour agent bersama driver menunggu di parkir atau tempat peristirahatan yang telah disediakan oleh Desa Adat atau Pemerintah setempat. Hal ini dimaksudkan kalangan remaja ikut terlibat memanfaatkan kesempatan kerja yang ada. Sementara itu driver dan guide dapat kesempatan untuk istirahat dan mungkin saja akan berbelanja di warung atau coffee shop yang telah disediakan disekitar obyek wisata. Dengan demikian, para pedagang memiliki peluang meraih rejeki dari para guide dan driver yang beristirahat.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>Renovasi dan Revitalisasi obyek wisata.</strong></span></p> <p style="text-align: justify;"> Banyak daerah di Kabupaten Badung yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata belum tergarap dengan baik, dan bahkan ada beberapa obyek wisata terbengkalai dan tidak terurus dibiarkan begitu saja, hal ini menyebabkan para pengunjung dengan pelan-pelan meninggalkan obyek wisata tersebut. Untuk itu, terhadap kawasan wisata ini perlu dilakukan renovasi dan revitalisasi dengan tidak merusak lingkungan alam yang ada disekitarnya (berwawasn lingkungan) sebagai pendukung daya tarik dari pada kawasan wisata dimaksud. Perlu dipikirkan tampilan suatu kawasan wisata yang berbeda dengan apa yang ada di daerah lain (kabupaten lain) yang kebetulan berdekatan dengan Kabupaten Badung. Tampilan beda dan unik yang nantinya menjadi ciri khas Badung akan membuat pengunjung menjadi lebih tertarik untuk datang, dikarenakan para pengunjung menemukan rasa dan sesuatu yang baru ditempat yang dikunjunginya.(<span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 10px;"><em>Admin Bidang Dalduk DP2KBP3A</em></span></span>)</p>
MASYARAKAT DAN POTENSINYA
27 Apr 2018