<h3> <img src="/assets/CKImages/images/K3S 1 nov 2016.jpg" style="margin-right: 10px; float: left; width: 200px; height: 200px;" /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">KB PASCA PERSALINAN DAN KEGUGURAN</span></h3> <p> <em>Admin : Bidang Dalduk</em></p> <p>  </p> <p> <span style="font-size: 14px;"><strong>PENDAHULUAN</strong></span></p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>A. Latar Belakang.</strong></span></p> <p> <span style="font-size: 12px;">Kondisi saat ini menunjukkan bahwa hampir semua wanita berstatus kawin di Indonesia telah mengetahui tentang alat/obat kontrasespsi modern, namun sayangnya pengetahuan tersebut tidak diikuti dengan prilaku penggunaan kontrasepsi modern. Diperkirakan sekitar 63 % saja wanita berstatus kawin yang memakai kontrasepsi, hal ini menunjukkan bahwa target untuk mencapai pada sasaran yang diinginkan masih jauh dari harapan. Sementara itu, wanita kawin yang tahu tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) yaitu cara KB dengan memberikan ASI Eksklusif,  hanya 20 & saja. Oleh karenanya paparan ini sangat bermanfaat bagi sebagai bahan pelengkap pengetahuan (refrensi) bagi Petugas Lapangan dan Kader KB.</span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>B. Tujuan </strong></span></p> <p> 1. Meningkatkan pengetahuan petugas program KB-KR di lapangan dalam memberikan KIE tentang "Manfaat KB".</p> <p> 2. Meningkatkan pengetahuan petugas program KB-KR di lapangan dan Kader dalam memberikan KIE tentang perencanaan keluarga, pilihan kontrasepsi bagi ibu bersalin, ibu menyusui, metode KB Pasca Persalinan dan Keguguran, Konseling dan persetujuan tindakan medis.</p> <p> Sasarannya adalah Petugas Program KB-KR di mlapangan dan Pelaksana Program di Fasilitas Kesehatan (Faskes).</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>C. Strategi Dasar</strong></span></p> <p> Untuk mencapai Visi dan Misi, BKKBN telah menetapkan strategi untuk melaksanakan kebijakan Bidangh KB dan KR sebagai berikut :</p> <p> 1. Peningkatan pembinaan dan kesetaraan KB dan KR jalur pemerintah.</p> <p> 2 Peningkatan pembinaan dan kesetaraan KB jalur swasta.</p> <p> 3. Peningkatan pembinaan dan kesetaraan KB jalur wilayah dan sasaran khusus.</p> <p> 4. Peningkatan promosi dan komunikasi Inter Personal (KIP)/ Konseling KB-KR.</p> <p> Sedangkan strategi dasar yang terkait dengan upaya peningkatan KHIBA adalah Peningkatan Promosi dan KIP/Konseling Kesehatan Reproduksi.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>D. Batasan dan Pengertian KB.</strong></span></p> <p> Keluarga Berencana adalah Upaya untuyk mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlkukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal; mengatur jumlah, jarak dan usia ideal melahirkan anak; pengaturan kehamilan; dan melkahirkan anak; pengaturan kehamilan; membina ketahanan dan kesejahtyeraan keluarga.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>E. Manfaat ber KB.</strong></span></p> <p> 1. Keluarga Berencana</p> <p> Keluarga Berencana adalah upaya untuk :</p> <p> * Mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengtauran, dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal.</p> <p> * Mengatur jumlah, jarak dan usia ideal melahirkan anak</p> <p> * Mengatur kehamilan.</p> <p> * Membina Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.</p> <p> 2. Kesehatan Reproduksi.</p> <p> Kesehatan Reproduksi adalah kondisi sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara sempurna, serta bukan hanya terhindar dari kesakitan dan kecacatan, baik pada alat, sistem, fungsi dan proses reproduksi sehingga memungkinkan setiap orang hidup produktif secara biologis, sosial dan ekonomis.</p> <p> 3. Manfaat</p> <p> a. Bagi ibu.</p> <p>     * Mencegah anemia (kurang darah)</p> <p>     * Mencegah pendarahan yang terlalu banyak setelah persalinan.</p> <p>     * Mencegah kehamilan tidak diinginkan. </p> <p>     * Mendekatkan ibu terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan.</p> <p>     * Meningkatkan keharmonisan kleluarga.</p> <p> b. Bagi anak.</p> <p>     * Mencegah kurang gizi.</p> <p>     * Tumbuh kembang anak terjamin</p> <p>     * Kebutuhan ASI Eksklusif 6 bulan terpenuhi.</p> <p> c. Ekonomi</p> <p>     Manfaat ber KB secara ekonomi, antara lain :</p> <p>     * Mengurangi kebutuhan rumah tangga.</p> <p>     * Meningkatkan/menambahkan pendapatan ekonomi keluarga.</p> <p> d. Sosial budaya.</p> <p>     Manfaat ber KB dari aspek Sosial Budaya;</p> <p>     * Meningkatkan kesempatan bermasyarakat dan lebih banyak waktu dalam kegiatan sosial masyarakat.</p> <p>     * Meningkatkan peran ibu dalam pengambilan keputusan keluarga.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><strong>BAB III. PERENCANAAN KELUARGA</strong></span></span></p> <p> <span style="color: rgb(0, 0, 205);"><strong>A. Tahapan seorang wanita dalam masa usia reproduksi.</strong></span></p> <p>      * Setelah mendapat haid pertama (menarche), seorang wanita dapat hamil dan melahirkan.</p> <p>      * Kehamilan dan Kelahiran yang terbaik adalah pada usia 20-35 tahun, artinya resiko yang terjadi paling rendah baik terhadap ibu maupun anak.</p> <p>      * Jarak kelahiran sebaiknya 2-4 tahun, karena resiko persalinannya lebih rendah.</p> <p>      * Kesuburan seorang wanita akan berlangsung sampai berakhir masa haid (menopause).</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>B. Pola Perencanaan Keluarga</strong></span></p> <p>      * Fase menunda kehamilan yaitu pada wanita usia sebelum 20 tahun.</p> <p>      * Fase menjarangkan kehamilan yaitu pada wanita usia 20-35 tahun, dengan rentang jarak kehamilan 2-4 tahun.</p> <p>      * Fase tidak hamil lagi sebaiknya pada wanita usia lebih dari 35 tahun.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>C. Cara agar kehamilan aman.</strong></span></p> <p> 1. Peningkatan akses pelayanan KB untuk mencegah kehamilan pada waktu yang tidak sesuai dan kehamilan yang tidak diharapkan, dengan cara mencegah "4" Terlalu yang berhubungan dengan kehamilan yaitu :</p> <p> a. Terlalu muda (kurang dari 20 Tahun )</p> <p> b. Terlalu Tua (lebih dari 35 Tahun)</p> <p> c. Terlalu dekat (jarak kehamilan kurang dari 2 tahun)</p> <p> d. Terlalu banyak (lebih dari 3 anak)</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>D. Memilih Kontrasepsi Rasional.</strong></span></p> <p> 1. Fase menunda kehamilan dapat dipilih kointrasepsi dengan urutan : Pil, Kondom, Suntikan, Implant dan IUD.</p> <p> 2. Fase menjarangkan kehamilan dapat dipilh kontrasepsi dngan urutan : IUD, Impalnt, Suntikan, Pil, dan Kondom.</p> <p> 3. Fase tidak hamil lagi dapat dipilih kontrasepsi dengan pilihan : MOW dan MOP.</p> <p> <span style="color: rgb(0, 100, 0);"><strong>BAB IV. PILIHAN KONTRASEPSI BAGI IBU PASCA PERSALINAN DAN IBU MENYUSUI.</strong></span></p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">A. Ibu Pasca Persalinan Dan Ibu Menyusui.</span></strong></p> <p> *Ibu pasca persalinan adalah ibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca persalinan.</p> <p> * Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan ASI, baik secara eksklusif (6 bulan) maupun sampai 2 tahun.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">B. Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Kontrasespsi Pasca Persalinan.</span></strong></p> <p> *Mendapatkan konseling lontrasepsi dari provider baik disaat perawatan kehamilan (ANC) maupun persalinan.</p> <p> *Pilihan kontrasepsi berdasarkan<em> Informed Choice</em> pada saat konselin.</p> <p> *Kondisi kesehatan ibu pasca persalinan atau keguguran.</p> <p> *Mendapatkan dukungan dari suami/istri.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">C. Pilihan Kontrasepsi Bagi Ibu Menyusui.</span></strong></p> <p> Memilih sesuai daftar pilihan kontrasepsi yaitu :</p> <p> 1. Metode Operasi Wanita (MOW) adalah metode kontrasepsi mantap dengan efektivitas tinggi 99,5% yang ersifat sukarela bagi seorang wamita bila tidak ingin hamil lagi. Untuk ibu yang tidak ingin mempunyai anak lagi dengan syarat0syarat lebih dari 26 tahun, dengan jumlah anak sudah lebih dari 2 orang dan sudah yakin dengan pilihannya.</p> <p> 2. IUD Pasca persalinan merupakan kontrasepsi dalam rahim yang mempunyai jangka panjang sampai 10 tahun yang terdiri dari :</p> <p> a. IUD Post Plasenta yaitu IUD yang dapat dipasang dalam tenggang waktu 10 menit setelah plasenta/ari-ari lahir. </p> <p> b. IUD Post Seksio yaitu IUD yang dapat dipasang segera setelah operasi seksio sesaria.</p> <p> c. IUD Post Parfum yang dapat dipasang sampai 49 jam pertama pasca persalinan.</p> <p> 3. Implant adalah kontrasepsi yang dipasang di bawah lapisan kulit pada lengan atas bagian samping dalam, yang berisi progestin only sehingga tidak mengganggu produksi ASI dan dapat dipakai sampai dengan 3 tahun, implant dapat dipasang paling cepat 4 minggu setelah bersalin.</p> <p> 4. Suntikan progestin merupakan kontrasepsi hormonal berjenis depo yang dapat dipakai oleh ibu yang sedang menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI. Suntikan ini diberikan setiap 3 bulan dan dapat digunakan dalam 7 hari setelah bersalin.</p> <p> 5. Minipil adalah pil kontrasepsi yang dapat diberikan pada ibu setelah bersalin dan ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI. Pil ini dapat diberikan dala 3 hari setalah bersalin.</p> <p> 6. Kondom dapat dipakai oleh suami jika setelah bersalin ibu atau suaminya belum memilih kontrasepsi yang cocok, sehingga dapat dipakai sebagai kontrasepsi setia.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">D. Saat Yang Tepat Untuk Mengunjungi Petugas Kesehatan.</span></strong></p> <p> Apabila terjadi keluhan setelah pemasangan salah satu alat/obat kontrasepsi maka dapat mengunjungi petugas kesehatan. Keluhan tersebut antara lain:</p> <p> 1. MOW dapat dilakukan dengan cara minilap dalam waktu 2 hari atyau setelah 6 minggu atau 12 minggu.</p> <p> 2. Untuk pemakaian IUD : kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan atau jika mengalami nyeri perut bawah, pendarahan antara haid dan nyeri setelah senggama. Juga jika benag tidak teraba, meraskan bagian keras dari IUD atau IUD terlepas.</p> <p> 3. Untuk pengguna implant : memeriksakan diri jika; ada nyeri perut bagian bawah yang hebat, terjadi pendarahan banyak dan lama, adanya nanah atau perdarahan pada bekas pemasngan implant, lepasnya batang impalnt, sakit kepala setelah/berulang dan jika terjadi terlambat haid ada kemungkinan terjadi kehamilan.</p> <p> <span style="font-size: 16px;"><span style="color: rgb(0, 0, 255);"><strong>BAB V. METODE KB PASCA PERSALINAN DAN PASCA KEGUGURAN</strong></span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>A. METODE AMENOREA LAKTASI ( MAL)</strong></span></span></p> <p>     Metode ini digunakan segera setelah ibu melahirkan bayi dan menyusui sampai usia 6 bulan secara eksklusif tanpa menggunakan alat kontrasepsi.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">1. Efektifitas.</span></strong></p> <p> Metode ini memberikan perlindungan lebih dari 98% terhadap terjadinya kehamilan pada 6 bulan pertama pasca persalinan.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">2. Kriteria yang harus dipenuhi untuk berhasilnya MAL</span></strong></p> <p> a. Ibu belum mendapatkan menstruasi sejak melahirkan sampai 6 bulan.</p> <p> b. Ibu memberikan ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6 bulan tanpa diberikan minuman/makanan lainnya.</p> <p> c. Bayi belum berusia 6 bulan.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">3. Cara Kerja</span></strong></p> <p> Dengan menyusui eksklusif/penuh selama 6 bulan pertama akan menghambat pelepasan hormon kesuburan sehingga sehingga tidak terjadi kehamilan.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">4. Persyaratan agar MAL mempunyai efektifitas tinggi</span></strong></p> <p> a. Ibu harus menyusui secara penuh.</p> <p> b. Bayi menghisap secara langsung ke puting susu ibu.</p> <p> c. Menyusui dimulai dari setengah jam sampai 1 jam setelah bayi lahir.</p> <p> d. Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.</p> <p> Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari. </p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">5. Manfaat MAL bagi ibu.</span></strong></p> <p> a. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.</p> <p> b. Mengurangi perdarahan pasca persalinan.</p> <p> c. Mengurangi resiko kurang darah (anemia).</p> <p> d. Mengurangi resiko kanker payudara.</p> <p> e. Meningkatkan kontak batin antara ibu dan anak.</p> <p> f. Sebagai kontrasepsi alamiah untuk pencegahan kehamilan.</p> <p> g. Menghemat pengeluaran keluarga/ekonomis.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">6. Manfaat MAL bagi bayi</span></strong></p> <p> a. Mendapatkan kekebalan/antibodi sehingga bayi tidak mudah terkena penyakit</p> <p> b. Sumber azupan gizi yang sempurna untuk tumbuh kembang yang optimal</p> <p> c. Terhindar dari pencemaran air, alat minum, susu formula.</p> <p> d. Meningkatkan kontak batin antara ibu dan bayi.</p> <p> e. Memberikan rasa aman dan nyaman.</p> <p> 7 Cara Menyusui  Yang Benar.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">7. Cara menyusui yang benar</span></strong></p> <p> a. Ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu.</p> <p> b. Ibu harus yakin, tenang dan nyaman.</p> <p> c. Posisi menyusui yang benar seperti : kepala dan tubuh bayi dalam satu garis lurus, badan bayi menghadap ke dada ibu, badan bayi melekat ke ibu, seluruh anggota badan bayi tersangga dengan baik tidak hanya leher dan bahu.</p> <p> d. Bayi melekat dengan baik : areola (lingkaran sekitar puting susu) bagian atas tampak lebih lebar, bibir bawah bayi terputar keluar (dower), mulut bayi terbuka lebar, dagu menempel pada payudara ibu.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">8. Tanda-tanda bayi menghisap dengan efektif.</span></strong></p> <p> a. menghisap secara mendalam dan teratur.</p> <p> b. kadang diselingi istirahat.</p> <p> c. hanya terdengar suara menelan.</p> <p> d. Tidak terdengan suara mengecap.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">9. Tanda tanda bayi menghisap tidak efektif.</span></strong></p> <p> a. menghisap dengan cepat dan dangkal.</p> <p> b. terlihat lekukan pada pipi bayi.</p> <p> c. areola bawah tampak lebih lebar.</p> <p> d. mulut bayi mendcucu (menghisap pada puting)</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>10. Ibu yang tidak boleh menggunakan MAL.</strong></span></p> <p> a. Kontraindikasi mutlak: Sakit jiwa yang membahayakan anak dan mengidap kanker payudara.</p> <p> b. Kontraindikasi relatif : Hepatitis, lepra, HIV dan AIDS.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>11. Yang seharusnya tidak menggunakan MAL</strong></span></p> <p> a. Sudah mendapat  haid setelah bersalin.</p> <p> b. Tidak menyusui secara eksklusif.</p> <p> c. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.</p> <p> d. Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>12. Persiapan yang harus dilakukan Ibu.</strong></span></p> <p> a. Sehat, yakin dan punya kemauan.</p> <p> b. Merawat kebersihan badan termasuk payudara.</p> <p> c. Cukup minum dan makan bergizi.</p> <p> d. Pengertian dan dukungan terutama suami.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>13. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ibu.</strong></span></p> <p> a. menyusui pada kedua payudara secara bergantian.</p> <p> b. bayi harus menghisap langsung atau ASI dipompa tidak lebih dari 4 jam</p> <p> c. menyusui bayi dilakukan sesuai dengan kebutuhan.</p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>B. KONTRASEPSI MANTAP</strong></span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>    TUBEKTOMI/METODE OPERASI WANITA (MOW).</strong></span></span></p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>1. Definisi.</strong></span></p> <p> Metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi.</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>2. Efektifitas.</strong></span></p> <p> Eefektifitas penggunaan MOW 99%.</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>3. Cara kerja.</strong></span></p> <p>  Dapat dilakukan melalui prosedur bedah sederhana dengan anestesi lokal dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin di saluran telur sehingga sel telur dan sperma tidak bisa bertemu dan tidak menyebabkan kehamilan.</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>4. Manfaat.</strong></span></p> <p> a. Tidak mempengaruhi produksi ASI</p> <p> b. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual.</p> <p> c. Berkurangnya risiko mengalami kanker indung telur.</p> <p> <strong><span style="color: rgb(178, 34, 34);">5. Keterbatasan.</span></strong></p> <p> a. Perlu pertimbangan yang matang sebelum dilakukan karena bersifat permanen kecuali bila dilakukan rekanalisasi.</p> <p> b. Rasa sakit/ ketidaknyamanan dalam beberapa hari setelah tindakan.</p> <p> c. Dilakukan oleh dokter terlatih/kompeten (dokter umum untuk minilap, dokter spesialis ginekologi dan dokter bedah untuk proses laparoskop).</p> <p> d. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS) termasuk hepatitis B, HIV dan AIDS.</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>6. Kriteria peserta Tubektomi.</strong></span></p> <p> a. Usia lebih dari 26 tahun.</p> <p> b. Jumlah anak lebih dari 2 orang.</p> <p> c. Yakin telah mempunyai jumlah anak sesuai dengan harapan keluarga.</p> <p> d. Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.</p> <p> e. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.</p> <p> f. Pasca persalinan dan pasca keguguran.</p> <p> g. Wajib menandatangani<em> informed concent.</em></p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>7. Tidak diperbolehkan  melakukan Tubektomi.</strong></span></p> <p> a. Hamil positif (sudah terdeteksi atau dicurigai).</p> <p> b. Perdarahan vaginal yang belum jelas penyebabnya.</p> <p> c. Ada infeksi sistemik atau penyakit radang panggul <em>(Pelvic Inflamatory Disease/PID)</em></p> <p> d. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk menambah anak di masa depan.</p> <p> e. Tidak ada <em>informed concent.</em></p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>8. Kapan Tubektomi dilakukan.</strong></span></p> <p> a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil.</p> <p> b. Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus mentruasi.</p> <p> c. Pasca persalinan :</p> <p>     Hanya dilakukan cara minilap dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.</p> <p> d. Pasca keguguran :</p> <p>     * Triwulan I : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada buki infeksi panggul (minilap atau laparoskopi)</p> <p>     * Triwulan II : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi panggul (minilap).</p> <p> Hal-hal yang perlu diperhatikan :</p> <p> * Jagalah luka operasi tetap kering sampai pembalut luka dilepaskan.</p> <p> * Aktivitas normal sebaiknya dimulai dalam waktu 7 hari setelah operasi.</p> <p> * Hubungan suami istri dapat dilakukan bila sudah merasa nyaman.</p> <p> * Hindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 1 minggu, kontrol ulang secara rutin antara 7-14 hari setelah pembedahan.</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><span style="font-size: 14px;"><strong>C. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)</strong></span></span></p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><span style="font-size: 14px;"><strong>1. Definisi</strong></span></span></p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);"><span style="font-size: 14px;"><span style="font-size: 12px;">Suatu alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang fleksibel dipasang dalam rahim.</span></span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><strong>2. Efektivitas</strong></span></p> <p> * Efektivitas penggunaan AKDR 99,2-99,4 %.</p> <p> * Dapat mencegah kehamilan dalam waktu jangka panjang (10 tahun).</p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>3. Cara kerja</strong></span></span></p> <p> Menghambat terjadinya konsepsi/pembuahan dengan menutup saluran tempat bertemunya sel telur dengan sperma.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><strong>4. Kelebihan.</strong></span></span></p> <p> a. Tidak mengganggu hubungan suami istri.</p> <p> b. Tidak menghambat produksi ASI</p> <p> c. Dapat dipasang segera setalah persalinan atau sesudah keguguran.</p> <p> d. Dapat dipakai pada ibu yang berusia >35 tahun dan perokok berat.</p> <p> e. Dapat dipakai sampai menopause.</p> <p> f. Efek sampingnya sangat kecil.</p> <p> g. Daoat membantu mencegah kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik).</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><strong>5. Yang Boleh Menggunakan AKDR/IUD</strong></span></span></p> <p> * Ibu usia reproduksi.</p> <p> * Menginginkan kontrasepsi jangka panjang</p> <p> * Ibu menyusui</p> <p> * Setelah melahirkan.</p> <p> * Setelah keguguran dan tidak tanda-tanda infeksi.</p> <p> * Resiko rendah dari penyakit menular seksual (PMS).</p> <p> * Ibu yang gemuk atau kurus.</p> <p> Yang tidak boleh menggunakan AKDR/IUD :</p> <p> * Ibu yang sedang hamil</p> <p> * Ada perdarahan pervafinam yang belum jelas penyebabnya.</p> <p> * Kelainan bawaan /Kongenitsl pada rahim, atau ada PID</p> <p> * Mempunyai riwayat kehamilan di luar rahim (ektopik), kanker alat kelamin.</p> <p> * Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis), Servicitus)</p> <p> * Ukuran rongga rahim tidak normal.</p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(178, 34, 34);"><strong>D. IMPLANT</strong></span></span></p> <p> <strong><span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(178, 34, 34);"><span style="font-size: 12px;">1. Definisi</span></span></span></strong></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="color: rgb(178, 34, 34);"><span style="font-size: 12px;">Adalah alat kontrasepsi yang dipasang di bawah lapisan kulit (subkutan) pada lengan atas bagian samping dalam</span></span></span>.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">2. Efektivitas</span></p> <p> Efektivitas penggunaan imlant 99%-99,8%.</p> <p> <span style="color: rgb(165, 42, 42);">3. Cara kerja.</span></p> <p> Lendir mulut rahim menjadi kental akan mengganggu proses pembtnukan lapisan pada permukaan rahim sehingga sulit terjadi penanaman sel telur yang sudah dibuahi.</p> <p> <span style="color: rgb(0, 128, 0);">4. Kelebihan</span></p> <p> a.  Aman dipakai pada masa menyusui, tidak mengganggu produksi ASI.</p> <p> b. Perlindungan jangka panjang sampai 3 tahun.</p> <p> c. Tidak mengganggu saat berhubungan seksual.</p> <p> d. Dapat dicabut sesuai keinginan sebelum batas waktu</p> <p> e. Mengurangi nyeri dan jumlah darah haid.</p> <p> f. Kembalinya kesuburan cepat setelah dicabut.</p> <p> g. Melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian endometriosis, kejadian kelainan tumor jinak pada payudara dan radang panggul.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">5. Yang boleh menggunakan impalnt</span></p> <p> * Usia subur</p> <p> * Ibu menyusui ataupu tidak menyusui</p> <p> * Pascapersalinan dan pascakeguguran.</p> <p> * Tekanan darah <180/110 mmHg.</p> <p> <span style="color: rgb(178, 34, 34);">6. Yang tidak boleh menggunakan impalnt</span></p> <p> * Sedang hamil atau diduga hamil</p> <p> * Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya.</p> <p> * Ada riwayat kanker payudara atau mioma uterus.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">7. Waktu mulai menggunakan implant.</span></p> <p> * Setiap saat bila diyakini tidak hamil.</p> <p> * Pasca persalinan implant dapat dipasang setelah 4 minggu.</p> <p> * Pasca keguguran implant dapat segera dipasangkan.</p> <p> <span style="color: rgb(0, 0, 205);">8. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan implant.</span></p> <p> * Pemasangan setelah hari ke 7 siklus haid, ibu jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain.</p> <p> * Daerah pemasangan harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama, untuk mencegah infeksi pada luka saat pemasangan.</p> <p> * Hindari benturan, gesekan atau penekanan pada daerah pemasangan.</p> <p> * Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)</p> <p> * Setelah luka sembuh, dapat dicuci dengan tekanan yang tidak keras.</p> <p> * Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali keklinik atau rumah sakit.</p> <p> * Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama 6-12 bulan pertama.</p> <p> * Kadang-kadang kepala terasa sedikit nyeri.</p> <p> * Terjadi peningkatan /penurunan berat badan.</p> <p> * Efek samping yang dapat terjadi : payudara terasa  mengencang dan agak nyeri, kadang sedikit mual, awalnya ada perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness). Efek samping ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.</p> <p> * jika ibu ingin menghentikan pemakaian implant, harus dilakukan di klinik atau di rumah sakit untuk pencabutan.</p> <p> * Efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat Tuberculosis (TBC).</p> <p> <span style="color: rgb(255, 140, 0);">9. Peringatan khusus bagi pengguna Implant utnuk segera ke dokter, jika;</span></p> <p> * Terjadi kelambatan haid, kemungkinan telah terjadi kehamilan.</p> <p> * Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan di luar rahim (ektopik).</p> <p> * Terjadi perdarahan banyak dan lama.</p> <p> * Adanya nanah atau perdarahan pada bekas pemasngan implant/susuk.</p> <p> * Lepas/keluar batang implant/susuk.</p> <p> * Sakit kepala sebelah (migrain), sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan menjadi kabur.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><strong>E. SUNTIKAN </strong></span></span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><strong><span style="font-size: 12px;">1. Definisi.</span></strong></span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="font-size: 12px;">Kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan intra muskuler (dalam otot) di daerah bokong yang mengandung hormon progestin. Terdapat dua jenis yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetat/DPMA (Depoprovera) dan Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat). Jenis suntikan ini diberikan tiap 3 bulan sekali dan bisa digunakan dalam 7 hari setelah bersalin.</span></span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-size: 14px;"><span style="font-size: 12px;">2. Cara kerja.</span></span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="font-size: 12px;">* Mencegah ovulasi</span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="font-size: 12px;">* Mengentalkan lendir mulut rahim sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.</span></span></p> <p> <span style="font-size: 14px;"><span style="font-size: 12px;">* Selaput lendir rahim menjadi tipis dan mengecil serta</span></span> mengahambat perjalanan sel telur oleh saluran telur.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">3. Efektivitas.</span></p> <p> Efektivitas suntikan 99,7%</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">4. Waktu pemakaian.</span></p> <p> Suntikan dapat digunakan ibu pasca persalinan dan keguguran setelah 7 hari.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">5. Yang dapat menggunakan suntikan</span></p> <p> * Usia reproduksi.</p> <p> * Ibu sedang menyusui dan memerlukan kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI.</p> <p> * Ibu pasca keguguran.</p> <p> * Tekanan darah < 180/110 mmHg.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">6.  Kelebihan</span></p> <p> * Cocok untuk ibu menyusui karena tidak menekan produksi ASI</p> <p> * Menekan resiko terjadinya tumor payudara.</p> <p> * Tidak mempengaruhi saat berhubungan suami istri.</p> <p> * Menurunkan kasus anemia</p> <p> * Mencegah beberapa penyakit radang panggul.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">7. Yang tidak boleh menggunakan suntikan.</span></p> <p> * Hamil atau dicurigai hamil.</p> <p> * Perarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya.</p> <p> * Menderita penyakit payudara atau riwayat kanker payudara</p> <p> * Riwayat penyakit kencing manis (diabetes melitus) dengan komplikasi.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">8. Hal-hal yang perlu diperhatikan.</span></p> <p> * Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid yang biasanya bersifat sementara.</p> <p> * Dapat terjadi efek sampng seperti berat badan bertambah, sakit kepala dan nyeri payudara tetapi hanya bersifat sementara.</p> <p> * Suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelummjadwal, bila ibu lupa jadwal suntikan dapat segera diberikan asal saja ibu tidak sedang hamil.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">F. PIL PROGESTIN.</span></p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">1. Definisi</span></p> <p> Kontrasepsi yang diberikan secara oral dalam bentuk pil yang mengandung hormon progestin atau dikenal dengan istilah minipil. Minipil sangat dianjurkan bagi ibu menyusui bayinya sampai 6 bulan karena tidak menghambat produksi ASI. Minipil juga dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping yang biasa terjadi diantaranya gangguan perdarahan, perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">2. Efektifitas</span></p> <p> Eefektifitas penggunaan miniil 98,5 %.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">3. Cara kerja</span></p> <p> Mengentalkan lendir mulut rahim sehingga menghambat masuknya sperma.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">4. Waktu penggunaan.</span></p> <p> a. Mulai hari pertama sampai ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.</p> <p> b. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode  kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.</p> <p> c. Pada ibu pasca persalinan dapat digunakan sejak 3 hari setelah bersalin.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">5. Kelebihan.</span></p> <p> a. Sangat efektif bila digunakan secara benar</p> <p> b. Tidak menghambat produksi ASI</p> <p> c. Kesuburan cepat kembali jika putus konsumsi kontrasepsi pil</p> <p> d. Mudah dan nyaman digunakan juga tidakmengganggu hubungan seksual</p> <p> e. dapat dihentikan setiap saat.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">6. Yang boleh menggunakan pil</span></p> <p> a. Usia reproduksi</p> <p> b. Menginginkan metode kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI</p> <p> c. Pasca persalinan dan menyusui</p> <p> d. Tidak mempunyai tekanan darah tinggi <180/110 mmHg.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">7. Yang tidak boleh menggunakan pil</span></p> <p> a. Hamil atau diduga hamil</p> <p> b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya</p> <p> c. Ibu yang sedang minum obat tuberculosis/TBC (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturate)</p> <p> d. Riwayat stroke, karena progestin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.</p> <p> e. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.</p> <p> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">G. KONDOM</span></p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">1. Definisi.</span></p> <p>     Alat kontrasepsi pria yang berbentuk selubung/sarung yang tebuat dari lateks/karet, plastik /vinyl yang dipasang pada alat kelamin pria (penis) sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">2. Efektivitas</span></p> <p>     Penggunaan kondom efektivitasnya 88% - 98%.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">3. Cara kerja</span></p> <p>     a. Kndom menghalangi pertemuan sperma dan  sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.</p> <p>     b. Mencegah penularan mikroorganisme (penyakit menular seksual termasuk virus hepatits B, HIV dan AIDS dari satu pasangan ke pasangan lainnya.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">4. Manfaat pemakaian kondom.</span></p> <p>     a. Efektif bila diunakan dengan benar.</p> <p>     b. Tidak mengganggu produksi ASI.</p> <p>     c. Tidak mengganggu kesehatan klien/pengguna.</p> <p>     d. Memiliki fungsi ganda (sebagai alat kontrasepsi dan penegahan penularan penyakit menular seksual, HIV dan AIDS.</p> <p>     e. Murah dan dapat di beli secara umum,tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus.</p> <p>     f.  Merupakan metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus di tunda.</p> <p>     g. Membantu ibu-ibu yg sudah menopause (memperlicin dalam hubungan seksual).</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">5. Yang tidak sesuai memakai kondom.</span></p> <p>     a. Alergi terhdap bahan dasar kondom.</p> <p>     b. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.</p> <p> <span style="color: rgb(128, 0, 0);">6. Cara penggunaan.</span></p> <p>     a. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.</p> <p>     b. Jangan menggunakan benda tajam saat membuka kemasan kondom (pisau,gunting,silet dan lain-lain).</p> <p>     c. Pasangkan kondom pada saat penis sedang ereksi,tempelkan ujungnya pada ujung penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung saluran            kemih (uretra) dan geser gulungan kondom ke arah pangkal penis.</p> <p>     d. Kondom dilepas sebelum penis melembek.</p> <p>     e. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.</p> <p>     f.  Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.</p> <p>    g. Jangan simpan kondom di tempat yang panas karena bisa rusak.</p> <p>    h. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/kusut/kadaluarsa.</p> <p>  </p> <p>  </p> <p>  </p> <p> .</p>
KB PASCA PERSALINAN
12 Apr 2018